SYAIR TEMBANG LIR ILIR SUNAN KALIJAGA
Lir-ilir, lir-ilir, tandure wus sumilir Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar.
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi, Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodot iro.
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir, Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore, Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane Yo surak,,,surak hiyo.
Arti dalam bahasa indonesia
Sayup-sayup bangun (dari tidur) Pohon sudah mulai bersemi, Demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru.
Anak penggembala, tolong panjatkan pohon blimbing itu,? (blimbing apa??) walaupun licin(susah) tetap panjatlah untuk mencuci pakaian Pakaian-pakaian yang koyak(buruk).
disisihkan Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore Mumpung terang rembulannya Mumpung banyak waktu luang Mari bersorak-sorak ayo…
Tembang diatas sungguh luar biasa maknanya,Kanjeng Sunan Kalijaga memberikan pelajaran hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah dan mudah diingat, coba mari kita kupas bait perbait dari makna tembang ini.
Tembang filosofi kehidupan (mocopat)
Orang Jawa pasti pernah mendengar tembang Macapat, tapi kebanyakan masih asing bila mendengar tembang macapat. Sebenarnya inilah tembang/lagu yang memiliki estetika dan petuah hidup sangat tinggi.
Tembang Macapat ada 11 (sebelas), dan bisa dikatakan sebagai proses kehidupan manusia.
Dimulai dari MASKUMAMBANG (dalam kandungan)
yaitu menggambarkan bayi yangg masih mengambang di perut ibunya.
Yang kedua adalah MIJIL (Lahir).
menggambarkan tentang kelahiran bayi.
Ketiga adalah SINOM (masa muda)
Menggambarkan manusia di masa muda penuh dengan impian dan harapan.
Keempat yaitu KINANTHI (tuntunan)
masa dimana seorang pemuda yg butuh ilmu dan tuntunan untuk meraih masa depan.
Kelima ASMARANDANA (kasmaran)
menggambarkan manusia yg sedang dilanda asmara/masa2 puber.
Keenam adalah GAMBUH (Kecocokan)
artinya orang yg sudah menyatakan cinta, dan siap untuk berumah tangga.
Ketuju DHANDHANGGULA (senang dan bahagia)
penggambaran tentang keberhasilan cita-cita dan membina rumah tangga.
Kedelapan DURMA (Dermawan)
Menggambarkan wujud rasa syukur setelah mendapatkan semua anugerah Tuhan.
Kesembilan PANGKUR (Menjauhi hawa nafsu)
Penggambaran manusia yg menyingkirkan hawa nafsu duniawi.
Kesepuluh MEGATRUH (Kematian)
Diambil dari kata megat/pisah dan ruh, menggambarkan pisahnya ruh dan raga.
Kesebelas adalah POCUNG (Dibungkus kafan) Yakni saat dimana manusia meninggal.
Di dalam tembang Macapat sarat sekali dengan petuah-petuah hidup, adab tata krama, dan hal-hal positif lainnya.
Semoga ada manfaatnya dan jangan melupakan sastra dan kebudayaan kita yang agung, dan merupakan warisan leluhur.
Urutan, Arti dan Watak Tembang Macapat tulisan di bawah ini:
1. Maskumambang (dalam kandungan)
Dalam bahasa jawa "kumambang" yang berarti mengambang. Menggambarkan bayi manusia yang masih mengambang di perut ibunya. Watak lagu ini nelangsa lan keranta-ranta.
2. Mijil (lahir)
Dalam bahasa jawa "mijil, mbrojol, mencolot" yang berarti muncul atau keluar. Menggambarkan kelahiran bayi. Watak lagu ini asih lan tresna.
3. Sinom (muda)
Dalam bahasa jawa "kanoman" yang berarti muda atau usia muda. Menggambarkan cerita masa muda yang indah, penuh dengan harapan dan angan-angan dan mencari ilmu untuk mewujudkannya. Watak lagu ini grapyak lan renyah.
4. Kinanthi (tuntunan)
Dalam bahasa jawa "kanthi" yang berarti tuntunan atau dituntun untuk menggapai masa depan. Menggambarkan masa di mana manusia membentuk jatidiri dan meniti jalan menuju cita-cita.
5. Asmarandana (asmara)
Dalam bahasa jawa "tresna" yang berarti cinta atau kasmaran. Menggambarkan masa di mana manusia dirundung asmara, dimabuk cinta, ditenggelamkan dalam lautan kasih. Watak lagu ini sengsem.
6. Gambuh (kecocokan)
Dalam bahasa jawa "jumbuh atau sarujuk" yang berarti cocok. Menggambarkan komitmen manusia yang sudah menyatakan cinta dan siap untuk berumah tangga. Watak lagu ini kulina lan nepung-nepungke.
7. Dhandhanggula (senang)
Dalam bahasa jawa "kasembadan" yang berarti kesenangan. Menggambarkan keberhasilan membina rumah tagga dan cita-cita yang tercapai. Watak lagu ini luwe lan ngresepake.
8. Durma (dermawan)
Dalam bahasa jawa "darma atau weweh" yang berarti dermawan dan senang bersedekah. Menggambarkan wujud dari rasa syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan semua yang terbaik. Watak lagu ini nesu lan muntab.
9. Pangkur (menjauhi hawa nafsu)
Dalam bahasa jawa "mungkur" berarti menjauhi. Menggambarkan manusia yang menyingkirkan hawa nafsu angkara murka, nafsu negatif yang menggerogoti jiwanya. Watak lagu ini sereng lan tegas.
10. Megatruh (kematian)
Dalam bahasa jawa "megat roh" yang berarti keluarnya roh/kematian. Menggambarkan terlepasnya roh atau kematian manusia. Watak lagu ini nglara lan sedih.
11. Pocung (dibungkus mori putih)
Dalam bahasa jawa "pocong" yang berarti sudah dibungkus. Menggambarkan kematian manusia lalu dimandikan, dishalatkan, dan siap dikuburkan. Watak lagu ini sembrana, gecul, ora ana greget saut.
Semoga bermanfaat sebagai renungan kita .....
sumber : materi makna filosofi bahasa jawa
by: kula lare ndusun
Tan
ngendhak gunaning janma
(tidak merendahkan kepandaian manusia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar